Pertemuan Trump-Kim Hadapi Kontradiksi

Jabat Tangan Bersejarah Trump-Kim. (Foto: dok).

Pertemuan ketiga antara Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menuai pujian dan kritik. Para pengecam menyatakan Trump menghujani seorang diktator dengan perhatian tanpa mendapat konsesi apapun mengenai pembuatan senjata nuklir Korea Utara, sementara yang lain menganggapnya sebagai harapan bagi perdamaian abadi di Semenanjung Korea.

Banyak orang di Korea Selatan telah merasakan ketegangan seumur hidup dengan tetangga mereka di Utara, yang disebabkan oleh uji coba nuklir Pyongyang, dipisahkan dari anggota keluarga mereka dan ancaman bahwa hal-hal yang lebih buruk akan terjadi. Setiap perkembangan yang mengisyaratkan kemungkinan perdamaianan abadi menimbulkan harapan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi.

Salah seorang di antaranya, Cho Sang-hee, mengatakan, “Meskipun bukan pertemuan resmi tetapi ini pertemuan yang mengejutkan, kami menyambutnya dengan baik. Saya berharap denuklirisasi di Semenanjung Korea akan dicapai dan kita dapat memanfaatkan momentum ini untuk semakin dekat pada unifikasi negara kita yang terbagi.”

Tetapi sebagian warga Korea Selatan menyatakan keterlibatan Amerika hanya memperlambat rekonsiliasi dan reunifikasi antara kedua negara Korea yang bertetangga itu.

Ini dikemukakan seorang perempuan Korea Selatan, Hwang Yun-mi, sebagai berikut, “Menurut saya Korea Utara dan Korea Selatan harus berhenti memperhatikan Amerika Serikat dan menyelesaikan masalah yang dapat kita selesaikan sendiri.”Para kritikus menyebut pertemuan Trump dan Kim merupakan suatu langkah politik tanpa substansi.

Seorang pebisnis Korea Selatan, Choi Young-chul mengatakan, “Saya pikir pertemuan ini adalah satu acara pertemuan saja untuk kampanye pemilihan kembali Trump, dan saya pikir Presiden (Korea Selatan) Moon (Jae-in) sedang berupaya memanfaatkan pertemuan ini.”

Kandidat calon presiden independen Bernie Sanders mengatakan dalam acara televisi ABC This Week bahwa Amerika Serikat memerlukan diplomasi nyata.

Sanders mengemukakan,“Tidak masalah ia duduk bersama dengan Kim Jong-un di Korea Utara atau tempat lainnya, tetapi saya tidak ingin ini sekadar menjadi kesempatan berfoto bersama. Perhatian media seluruh dunia tertarik ke sana. Apa yang akan terjadi besok dan hari berikutnya?.”

Kandidat calon presiden dari partai Demokrat Julian Castro mengemukakan, Kim adalah satu-satunya pemimpin yang mendapat keuntungan dari pertemuan hari Minggu itu. Dalam acara televisi ABC This Week Castro mengatakan, “Kerugian bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kita adalah ini menambah publisitas, menumbuhkan kekuatan seorang diktator.”

Baik di dalam maupun di luar Amerika Serikat, ada orang-orang yang menyambut baik semua bentuk pertemuan damai. Termasuk di antara mereka adalah Paus Fransiskus yang mengatakan,

“Dalam beberapa jam terakhir, kita melihat di Korea ada contoh yang baik mengenai budaya pertemuan. Saya salut kepada para protagonist, dengan doa agar sikap signifikan semacam itu akan menjadi suatu langkah lebih jauh di jalan menuju perdamaian, bukan hanya di semenanjung itu, tetapi demi kebaikan seluruh dunia.”

Sebelumnya pada hari Minggu, Trump menjadi presiden Amerika pertama yang sedang menjabat yang menginjakkan kaki di Korea Utara. Ia kemudian menyatakan bahwa pembicaraan perdamaian antara Washington dan Pyongyang yang sebelumnya macet, akan dimulai kembali. [uh/ab]

Sumber : VOA Indonesia


Hot this week

Mangku Pastika : Hindari Umat Hindu Pindah ke Agama Lain, Jangan bikin Ritual yang Ribet

  Balinetizen.com, Denpasar Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Drs. I Gusti...

Serial WeTV Original-TITISAN Tayang 19 November 2020, Tayang Eksklusif di WeTV dan iflix Serentak di 7 Negara

Balinetizen.com, Jakarta-   Platform berbasis aplikasi dan website milik raksasa teknologi...

GP. Ansor : Umat Hindu Tidak Pernah Mempersulit Kegiatan Muslim Bali

  Balinetizen.com, Buleleng - Kejadian penolakan warga Dusun Magir Lor Desa...

Perbekel dan Lurah Diminta Memasang Papan Pengumuman Warga Penerima Bantuan

Balinetizen.com, Jembrana-   Keran bantuan untuk masyarakat terdampak Covid-19, baik dari...

Amplop Berisi Peluru Untuk Paus Fransiskus Disita Polisi

    Balinetizen.com, Roma- Sebuah amplop berisi tiga butir peluru pistol yang...

Razia WNA di Bali: 23 Orang Terjaring, 14 Langgar Izin Tinggal

    Balinetizen.com, Badung  Sebanyak 23 warga negara asing (WNA) bermasalah berhasil...

Tingkatkan Budaya Gotong Royong , Bupati Kembang Hartawan Buka Bulan Bhakti Gotong Royong di Jembrana

Balinetizen.com, Jembrana Meningkatkan  kembali kebiasaan gotong royong di masyarakat, Bupati...

Pemkab Jembrana Gelar Psikotes Massal untuk Petakan Bakat Siswa SMP

Balinetizen.com, Jembrana   Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan...

Jelang Danlanud Rai Drag Bike Cup, Polres Jembrana Berlakukan Rekayasa Lalulintas

  Balinetizen.com, Jembrana Menjelang pelaksanaan Danlanud Rai Drag Bike Cup...

Lumpuh 1,5 Jam, Pohon Perindang Tumbang Menutup Jalan Raya Nasional Wilayah Celukan Bawang Dan Tinga-Tinga

  Balinetizen.com, Buleleng Curah hujan tidak menentu belakangan ini, dan malahan...

Pemipaan di Pura Agung Besakih, Gubernur Koster Apresiasi FARA, Sangat Membantu Kebutuhan Toya Upacara

  Balinetizen.com, Karangasem   Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi dan mengucapkan terima...

Karya Bakti Sosial Gass Poll, 110 Ormas se-Bali Gelar Baksos dan Deklarasi Damai

  Wiryanata Yakin Suralaga Lanjutkan Hubungan Baik Pemerintah Dengan Ormas   Balinetizen.com,...

Giri Prasta Harap PPKHI Aktif Berikan Bantuan Hukum kepada Masyarakat Miskin

  Balinetizen.com, Denpasar    Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, secara...
spot_img

Related Articles

Popular Categories