Ilustrasi
Balinetizen.com, Jembrana
Seorang bocah laki-laki berinisial AFW (8) dari Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana meninggal dunia.
Dari informasi korban meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Jembrana, Senin (12/5/2025) sekitar pukul 23.10 Wita. Korban meninggal diduga terinfeksi suspect rabies.
Direktur RSU Negara, dr. Ni Putu Eka Indrawati dikonfirmasi, Kamis (15/5/2025), membenarkan informasi tersebut.
Menurutnya bahwa pasien tiba di rumah sakit pada Senin (12/5/2025) sekitar pukul 19.45 Wita dengan keluhan penurunan kesadaran sejak tiga hari sebelumnya. “Pasien sudah tidak nyambung diajak bicara, takut air atau minum air dan tidak tidur selama dua hari,” ungkapnya.
Dari keterangan pihak keluarga, sambungnya, pasien sempat mengeluh nyeri tenggorokan dan telah berobat ke klinik swasta, namun kondisinya tidak membaik. Bahkan, saat perjalanan menuju rumah sakit, pasien sempat mengalami kejang satu kali dengan mulut mengeluarkan busa.
“Berdasarkan riwayat medis, pasien diketahui sempat digigit anjing peliharaannya sendiri di bagian betis kiri sekitar dua bulan lalu. Anjing dilaporkan mati sekitar 2-3 minggu setelah kejadian. Korban tidak langsung diajak berobat,” jelasnya.
Selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang Cempaka. Dan saat pasien sudah di bed ruangan, salah asatu keluarga pasien memberikan minum. Namun, kondisi korban justru semakin gelisah hingga mengalami henti jantung dan henti napas.
“Tim medis segera melakukan resusitasi, namun tidak ada respons. Pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 23.10 wita,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Putu Kasthama, sangat menyayangkan karena tidak adanya laporan dari pihak keluarga.
Pihaknya mengetahui kejadian itu setelah mendapat informasi dari Dinas Kesehatan. Bahwa korban sempat digigit anjing peliharaanya sekitar dua bulan lalu. Dan anjing yang menggigit korban diketahui mati sekitar 2-3 minggu kemudian.
Menyikapi kejadian tersebut seluruh dokter hewan diharapkan untuk segera melakukan tindakan emergensi. “Kita juga akan melakukan edukasi dan penyuluhan. Untuk emergensi kita akan kelakukan vaksinasi di daerah-daerah kasus,” terangnya. (Komang Tole)