Suasana di kawasan Creative Food Truck Pasar Badung
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengangkat kembali kejayaan pasar tradisional yang oleh publik sudah dirasa sebagai sesuatu yang biasa-biasa adalah rebranding yakni dengan membuat tagline, simbol, atau aktivitas lain yang baru dengan tujuan memberi pembaharuan di benak publik. Itulah yang mendasari Pemerintah Kota Denpasar melakukan berbagai aktivitas pembaruan menyusul pembangunan kembali Pasar Badung yang sempat terbakar dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (22/3/2019). Adapun aktivitas yang gencar dilaksanakan adalah acara-acara kreatif yang mengundang publik dari berbagai kalangan untuk datang menikmati keindahan dan kenyamanan serta berbelanja di Pasar Badung.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (BKraf) Denpasar, I Putu Yuliartha, menjelaskan pelaksanaan Creative Food Truck di Pelataran Pasar Badung, 4-5 Mei 2019, yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar yang bekerjasama dengan Badan Kreatif Denpasar, Komunitas Food Truck, Prodi Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dan Banjar Titih Tengah.
Menurut Putu Lengkong, demikian Yuliartha kerap disapa, dengan melakukan rebranding yang diberengi dengan penggalian kembali potensi kuliner yang ada di kawasan sekitar, pamor Pasar Badung sebagai kawasan heritage Denpasar menjadi terangkat kembali.
“Penyelenggaraan creative food truck di areal pasar rakyat ini memberi pesan kepada masyarakat bahwa pasar tradisional tidak selamanya sesak dan kumuh. Sebagai marketplace tertua di Kota Denpasar, Pasar Badung dapat bermetamorfosa dalam bentuk dan langgam sesuai dengan perkembangan zamannya. Namun spirit dan kearifan lokal di dalamnya tetap dijaga,” paparnya.
Selain menampilkan penganan tradisional dalam kemasan baru, acara Creative Food Truck ini diisi dengan berbagai kegiatan antara lain kuliner, lomba busana daur ulang, lomba busana endek kasual, lomba busana casual, games, comunity expo serta hiburan musik akustik. Ada pula aktivitas menukar botol dan plastik bekas dengan merchandise menarik yang disediakan panitia.
Merujuk apa yang telah disampaikan sebelumnya oleh Pejabat Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Creative Food Truck ini direncanakan akan digelar berkelanjutan sebulan sekali di beberapa titik pariwisata di Kota Denpasar secara bergiliran.
Pada gelaran kali ini, Creative Food Truck Denpasar menampilkan lebih dari 13 komunitas food truck yang telah terdata di Kota Denpasar. Acara digelar sejak pukul 17.00 hingga pukul 23.00 Wita.
Wajah dan Citra Baru
Seperti telah banyak diberitakan, setelah terbakar dan dibangun kembali Pasar Badung di Denpasar, telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada akhir Maret 2019. Dalam peresmiannya, Presiden memuji arsitektur baru pasar tersebutsebagai arsitektur pasar yang paling bagus yang pernah ia lihat. Pasar Badung dibangun kembali dengan enam tingkat. Dua lantai berada di bawah tanah untuk lahan parkir dengan daya tampung 42 minibus, 23 mobil boks dan 82 mobil. Sementara empat lantai lainnya di atas tanah untuk los dan kios. Bangunan di atas tanah terdiri dari los (1.450 unit) dan kios (290 unit). Semua itu dilengkapi berbagai fasilitas termasuk fasilitas yang ramah bagi kaum disabilitas dan anak-anak. Terdapat pula sekolah bagi anak pedagang pasar, 18 spot WiFi gratis bagi pengunjung dan pedagang, serta Taman Kumbasari Tukad Badung sebagai inovasi yang dirangkaikan dengan Smart Heritage Market Denpasar.
Sebagai warisan pusaka budaya, Pasar Badung dipertahankan sebagai pasar tradisonal di mana dalam transaksi masih terjadi aktivitas tawar-menawar namun dalam tampilan, layanan, dan kemasan sudah mengadopsi cara dan pikiran modern. Semua itu membuat Pasar Badung menjadi pusat ekonomi, sekaligus tujuan wisata, tempat rekreasi, serta sarana edukasi bagi masyarakat.
“Jadi jangan heran jika Anda melihat pedagang dengan komoditas tradisonal tapi menggunakan timbangan digital dan QR Code untuk transaksi non-tunai. Intinya, spirit tradisi kita pertahankan, langgam gerak menyesuaikan dengan kemajuan zaman,” ucap Putu Lengkong. ***
Editor : Sutiawan