Balinetizen.com, Tabanan
Kepala Kantor Imigrasi Denpasar, Ridha Sah Putra, memberikan keterangan terkait bencana alam di Monkey Forest, Bali, yang menyebabkan dua warga negara asing (WNA) meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka berat.
Korban meninggal dunia terdiri dari satu WNA asal Prancis dan satu WNA asal Korea Selatan, sementara korban luka berat juga berasal dari Korea Selatan.
Ridha menjelaskan bahwa jenazah WNA Korea Selatan kini berada di Rumah Sakit Umum Sanglah, sementara jenazah WNA Prancis disemayamkan di Rumah Sakit Dharma Yatna. Korban luka berat, yang juga berkebangsaan Korea Selatan, saat ini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Kenamedika, Ubud.
“Kami sudah menghubungi pihak kedutaan masing-masing negara untuk proses pengurusan jenazah. Setelah mendapatkan konfirmasi dari keluarga, jenazah akan diberangkatkan ke negara asal,” ujar Ridha pada Kamis (12/12).
Ridha mengungkapkan bahwa ketiga korban adalah perempuan berusia sekitar 30-an. Korban asal Prancis bernama Fani Kristin, sementara korban asal Korea Selatan masing-masing bernama Kim Lion dan Lee Sunny.
Berdasarkan data imigrasi, WNA Prancis memasuki Bali pada 4 Desember 2024, dengan izin tinggal berlaku hingga 4 Januari 2025. Sedangkan kedua WNA Korea Selatan tiba pada 2 Desember 2024, dengan izin tinggal hingga 2 Januari 2025.
Ridha juga mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat 15 WNA yang meninggal dunia di Bali. Penyebabnya bervariasi, mulai dari sakit hingga kecelakaan.
“Kasus di Monkey Forest ini menambah daftar tersebut, dengan dua korban meninggal dan satu luka berat akibat bencana alam,” tambahnya.
Menurut Ridha, jenazah korban baru dipindahkan dari Ubud ke rumah sakit rujukan pada Selasa (10/12) sore. Hingga saat ini, pihak keluarga korban dan perwakilan kedutaan belum tiba di Bali.
“Kami masih menunggu pihak keluarga untuk melanjutkan proses pemulangan jenazah,” jelas Ridha.
Ridha juga menegaskan pentingnya WNA untuk selalu mematuhi aturan keimigrasian, termasuk melaporkan perubahan status kunjungan jika terjadi situasi darurat. Ia berharap kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam di Bali.
(jurnalis : Tri Widiyanti)