Balinetizen.com, Jakarta
Kerusuhan yang sedang berlangsung di AS, penjarahan toko oleh warga di beberapa kota, merupakan “titik kulminasi” dari kegagalan pemerintah AS dalam mengendalikan krisis keuangan 2008, yang dipicu oleh kredit macet dalam skala jumbo yang menimpa perbankan AS.
Hal itu dikatakan Jro Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi politik, Jumat 13 Juni 2025 menanggapi kerusuhan yang terjadi di AS.
Dikatakan, krisis ini tidak diselesaikan, berlanjut sampai sekarang. LlPenciptaan kesempatan baru tidak tercipta secara memadai, pertumbuhan ekonomi AS yang tertekan, produktivitas yang menurun, kalah jauh dengan produktivitas, negara-negara mitra dagangnya, terutama China dan juga Eropa.
Menurutnya, Ekonomi AS secara makro sangat tergantung pada industri: sistem persenjataan, hiburan, IT (sekarang makin disaingi oleh terutama China).
“Cara berpikir pemimpin politiknya, yang tercermin dalam gaya kepemimpinan Presiden Donald Trump, rasa percaya berlebih terhadap kejayaan masa lalu, dalam lanskap politik ekonomi global yang telah banyak berubah,” kata Jro Gde Sudibya.
Menyimak kondisi ekonomi Indonesia, lanjutnya, ekspor dan pendapatan negara yang sangat tergantung pada ekspor hasil tambang, yang berupa bahan mentah: Batubara, Nikel dan sejumlah produk industri sawit, yang merusak lingkungan, meminggirkan masyarakat lokal, melahirkan kesenjangan pendapatan dan ekonomi sangat dalam.
“Belasan taipan tambang dan kelapa sawit memperoleh kelimpahan materi, sedangkan 60,3 persen penduduk, 172 juta orang tetap miskin dalam versi Bank Dunia (laporan Bank Dunia tahun 2024),” kata Jro Gde Sudibya.
Dikatakan, dengan kebijakan pembangunan yang “memble”: tidak pro kesempatan kerja produktif, kesenjangan ekonomi dibiarkan berlangsung, sistem meritokrasi dikorbankan sehingga pertumbuhan produktivitas ekonomi macet.
“Soal waktu saja, Indonesia bisa mengalami nasib yang sama yang sekarang sedang menimpa AS. Penjarahan dan kerusuhan ekonomi di perkotaan,” kata Jro Gde Sudibya, ekonom, pengamat ekonomi politik.
Jurnalis Nyoman Sutiawan