Aksi mulai berlangsung sekitar pukul 15.00 wita, massa berbaris melakukan long march dari lapangan parkir timur Renon
Selasa, 30Ā April 2019 aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa kembali terjadi. Aksi digerakkan oleh Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa (ForBALI) berlangsung di kawasan kantor pemerintahan Bali Renon, Denpasar.
Aksi mulai berlangsung sekitar pukul 15.00 wita, massa berbaris melakukan long march dari lapangan parkir timur Renon.
Massa berhenti sejenak tepat didepan monumen Bajra Sandhi. Aksi di Bajra Sandhi diisi dengan beberapa orasi dan pergelaran musik akustik dari perwakilan basis Canggu. Lalu lintas sedikit tersendat namun tidak menyebabkan macet karena massa masih masih menyisakan separuh ruas jalan untuk lalu lintas.
Kemudian massa lanjut bergerak menuju Kantor Dinas Lingkungan Hidup Pertama kalinya pendemo Bali Tolak Reklamasi melakukan aksinya disini. Menurut Gendo sebagai Koordinator Umum ForBALI dalam orasinya menyampaikan bahwa aksi dilakukan didepan Kantor Dinas Lingkungan Hidup karena beberapa saat sebelumnya berlangsung rapat penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KLHS RZWP3K).
I Made Juli Untung Pratama, Direktur WALHI Bali yang mengikuti rapat pembahasan tersebut menyampaikan bahwa saat rapat ada upaya untuk memaksakan perluasan bandara seluas 83 hektar yang sebagiannya mengambil kawasan konservasi diakomodir dalam KLHS. “KLHS bukan disusun untuk mengakomodir proyek reklamasi Bandara Ngurah Rai yang merampas konservasi. Kami menolak penyusunan KLHS dengan cara-cara seperti itu”, tegasnya
I Wayan Gendo Suardana menegaskan KLHS seharusnya menjadi acuan dalam penyusunan tata ruang dan pengalokasian ruang ketika membuat proyek-proyek. Lebih lanjut Gendo menegaskan agar seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan KLHS dan RZWP3K tidak tunduk pada intervensi dari pihak manapun. “Dinas Lingkungan Hidup dan siapapun yang ada didalam mengikuti rapat, baik dari pemerintah Bali dan dinas-dinas terkait agar melawan intervensi yang akan menggagalkan peneyapan kawasan Teluk Benoa menjadi kawasan konservasi maritim”, ujarnya.
Gendo juga sempat menyindir pihak Angkasa Pura agar jangan memaksakan diri dalam perluasan bandara. Lebih jauh, Gendo juga menegaskan agar proses-proses penyusunan KLHS dan RZWP3K melibatkan Desa Adat baik yang terdampak langsung maupun yang tidsk terdampak langsung. “Saya menegaskan masyarakat adat harus dilibatkan dalam penyusunan RZWP3K dan KLHS, itu adalah mandat yang disyaratkan Undang-Undang”, ujarnya.
Dari Dinas Lingkungan Hidup, massa bergerak menuju Kantor DPRD Bali. Namun seperti beberapa aksi sebelumnya pintu gerbang selalu dikunci. Hal tersebut membuat Massa aksi marah. Massa akhirnya mengunci balik gedung DPRD Bali secara simbolis dengan menggembok pintu gerbang DPRD Bali menggunakan gembok raksasa sebagai simbul diamnya lembaga perwakilan rakyat tersebut selama ini.
Dalam aksi tersebut, Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama yang telah mengatakan bahwa dirinya telah menolak reklamasi Teluk Bemoa, tidak berani muncul. Bahkan berkali-kali dipanggil agar keluar menemui massa, tidak juga nampak.
Aksi hari ini berakhir didepan Kantor Gubernur Bali yang dilakukan beberapa orasi serta pertunjukan musik dari band asal Bali Scared Of Bums yang terkenal dengan lagunya Kepalkan Tangan Kiri yang khusus diciptakan untuk mendukung gerakan perlawanan rakyat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa.
Berakhirnya penampilan dari Scared Of Bums, massa membubarkan diri. Massa membubarkan diri secara tertib sembari memungut sampah yang ada di areal depan kantor Gubernur Bali.
Editor : Nyoman Sutiawan