“Yang menjembatani ada Pak Pram, ada Pak BG, Pak Edhy Prabowo itu orang baik semua, mereka memang bersahabat ya,” kata Budi Karya di FX Mall di Jakarta, Sabtu.
Joko Widodo akhirnya bertemu dengan Prabowo Subianto di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus. Keduanya lalu naik kereta MRT hingga stasiun Senayan kemudian berlanjut santap siang bersama di salah satu restoran di daerah Senayan.
Pram yang dimaksud adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, BG adalah Budi Gunawan selaku Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sedangkan Edhy Prabowo adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
“Di MRT karena lebih ‘friendly’, kalau ambil ‘shoot tv’-nya juga susah kalau di dalam ya kan kalau ini kan banyak sekali termasuk juga yang dinilai itu akan lebih baik kita bersama di luar secara bersama dalam satu kegiatan, akan sangat luar biasa,” tambah Budi Karya.
MRT, menurut Budi Karya, juga dipilih karena merupakan salah satu produk andalan terbaru Indonesia.
“Saya membayangkan MRT adalah satu ‘brandmarking’ baru di Indonesia, satu angkutan massal yang baru dan kita akan menjadikan angkutan massal ini menjadi satu keniscayaan baru bagi Indonesia yang maju. Tidak ada macet lagi dan gampang kemana-mana jadi ini satu ‘setting’ yang bagus juga kita punya satu visi untuk maju ke depan,” ungkap Budi Karya.
Selain itu, MRT dinilai sebagai masa depan bangsa Indonesia.
“MRT itu tempatnya netral, yang kedua ini visioner menuju ke depan. Menuju hal yang modern adalah suatu keniscayaan angkutan massal yang memang harus ada di kota besar. Jakarta sebagai kota besar yang memang akan menjadi kota yang madani angkutan masal memang menjadi suatu keharusan,” tambah Budi Karya.
Prabowo diketahui baru pertama kali menaiki MRT tersebut pun sempat berujar bahwa ia merasa sedang berada di luar negeri ketika menumpang MRT.
“Ya saya bangga sekali, saya berterima kasih kepada Pak Prabowo karena memang ‘effort’ kita membuat MRT ini tidak mudah dan kita harus kawal bersama supaya nanti di Jakarta akan ada 100 atau 200 kilometer MRT sehingga kita tidak perlu bawa mobil dan motor sendiri, ke segala tujuan kita bisa gunakan angkutan massal. Setting ini diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk menjadikan Jakarta lebih baik,” tambah Budi Karya.
Budi Karya juga mengaku Jokowi menjelaskan kepada Prabowo agar MRT dapat ditambah jumlahnya.
“Tadi duduk menunjukkan keduanya adalah rakyat biasa, itu menunjukkan ke rakyat biasa tidak disinggahi sana tapi di tempat rakyat biasa,” ungkap Budi Karya.
Namun Budi Karya tidak merinci apa yang dibicarakan Jokowi dan Prabowo selama sekitar 17 menit duduk bersama di dalam MRT.
“Dua pemimpin yang bersahabat ingin bertemu lagi, kangen, satu hal yang ‘basic’ sebagai manusia apalagi manusia yang dibutuhkan Indonesia untuk memberikan contoh. Suatu persahabatan yang luar biasa,” kata Budi Karya. (Antaranews)