Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman (tengah) di sela-sela acara melepas ekspor komoditas unggulan Bali berupa 2,5 ton Mangga Harum Manis untuk pertama kalinya ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.Â
Balinetizen.com, Mangupura
Program Agro Gemilang sebagai upaya akselerasi ekspor produk pertanian terus digalakkan Kementrian Pertanian (Kementan).
Seperti halnya pada Rabu (7/8/2018) di Area Kargo Logistik Angkasa Pura II, Badung, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melepas ekspor komoditas unggulan Bali, berupa 2,5 ton Mangga Harum Manis untuk pertama kalinya diekspor ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.
“Kami apresiasi ekspor komoditas unggulan Bali ini. Seperti Mangga Harum Manis ke Rusia yang untuk untuk pertama kalinya diekspor ke Rusia. Ini sangat luar biasa,” kata Mentan kepada awak media.
Mentan mentargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di tahun 2019. Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor antara lain air kelapa, bambu, salak dan kacang tanah, dan Kementan akan terus dorong volumenya bertambah.
“Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani” tegas Mantan didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil dan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri.
Komoditas lainnya yang dilakukan ekspor Mentan antara lain, paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan enceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan USA, rempah tujuan Swiss.
Selain itu komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 tujuan Timor Leste, dan beberapa produk hewan lainnya. Keseluruhan total bernilai Rp 13,5 miliar.
Di sisi lainKementerian Pertanian juga terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert ke Belanda.
“Hari ini kita tunjukkan langsung bahwa sertifikat kita dalam hitungan detik sudah dapat diterima negara tujuan. Dan ini untuk memudahkan ekspor kita ke negara tujuan,” kata Mentan Amran Sulaiman.
Lebih lanjut Mentan menginstruksikan Badan Karantina Pertanian untuk melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini.
“Sampai dengan hari ini sudah 4 negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda dan Vietnam. Baru ada 1 negara di Asean, ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara ASEAN dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya,” kata Amran.
Menurut Mentan peningkatan ekspor akan memperkuat bangsa dan kebijakan impor sangat tidak berpihak pada petani. Dimana ekspor produk pertanian terus meningkat hingga 100% per tahun.
Total volume ekspor tahun 2014 sebanyak 33 juta ton, namun pada tahun 2018 telah mencapai 42.5 juta ton. Hal ini disebabkan berbagai inovasi, kemudahan dan percepatan layanan karantina di pelabuhan/bandara. Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.
“Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perijjinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor,” tegas Mentan. (wid)