Poto : Perwakilan pemilik lahan saat jumpa pers dengan dengan sejumlah media baik lokal, nasional dan internasional di sebuah hotel di bilangan Legian, Senin (29/4).
DPRD Kabupaten Badung sam,pai saat ini belum bersikap terkait dengan pro kontranya persoalan keluarnya Ijin Mendirikan Bangunan restauran di tanah eks bom bali Sari Club (SC). Sementara, wacana pembangunan bekas lahan terkena bom Bali 1 itu untuk dijadikan sebuah taman terus berkembang. Wacana semakin panas itu, saat Perdana Menteri Australia juga ikut mengomentari wacana tersebut.
“Sepanjang ini yang menjadi dominan DPRD Badung khan wilayah Badung, sementara tak ada surat resmi masyarakat setempat, ini khan ributnya di media, kita lihat ke depannya apakah memenuhi unsur -unsur menyalahi aturan atau tidak, biar enggak masalah sedikit dewan turun, tapi tak menyelesaiakn masalah. Kalau nanti kita menganggap kalau masalah itu menimbulkan kerawanan sosial secara umum mengganggu kondisi Badung baik secara sosial maupun psikis tentu kita akan bersikap apakah nanti dirumuskan dalam komisi atau mengeluarkan keputusan bersama, ” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti, SH ketika dikonfirmasi terkait masalah protes IMB Eks Sari Club dari PM Australia, Selasa (30/4)
Yang pasti, secara umum kata politisi asal Kuta ini menjelaskan pertama melihat kondisi tahun 2002 faktanya kejadiannya itu ada disekitar eks SC, dengan kondisi seperti monumen sudah dibangun masalahnya lahan itu SHN atau milik pribadi sehingga pemerintah tak bisa membendung, karena masalah investasi memberikan multifie efek kepada Pemerintaj Kabupaten Badung mulai dati PAD, tenga kerja dan lain sebaianya.
Kedua apa yang dilakukan pemilik laan sudah sesuai dengan prosedur mereka, bahkan sudah memenuhi aturan dalam mengajukan IMB dengan syarat yang sudah ditetapkan.
“Ya artinya saya menyerakan sepenuhnya kepada pemilik lahan, namun saya memohon jangan melupakan peristiwa tahun 2002 dengan membuat monumen tanpa menonjolkan restauran, sehingga peristiwa tahun 2002 itu tak hilang begitu saja,” ujarnya.
Sebelumnya lahan eks Sari Club (SC) dipastikan akan diberdayakan. Di atas lahan seluas 15 are dan sudah mangkrak belasan tahun tersebut akan dibangun restoran.
Hal itu dikemukakan perwakilan pemilik lahan saat jumpa pers dengan dengan sejumlah media baik lokal, nasional dan internasional di sebuah hotel di bilangan Legian, Senin (29/4). Perwakilan keluarga yang hadir yakni Zein Candra didampingi juru bicara Rini.
Menurut Zein Candra, pembangunan restoran ini bukan berarti tidak menghormati para korban bom di tempat ini. “Kami hanya ingin memberdayakan lahan ini setelah belasan tahun mangkrak,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, lahan eks Sari Club (SC) dipastikan akan diberdayakan. Di atas lahan seluas 15 are dan sudah mangkrak belasan tahun tersebut akan dibangun restoran.