Balinetizen, Bandung
Kawasan Wisata Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ditutup untuk sementara setelah gunung api aktif itu mengalami erupsi, Jumat (26/7) pukul 15:48 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, semburan abu vulkaniknya mencapai radius 1 – 2 kilometer.
PVMBG menyatakan, masyarakat dan pengunjung di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak diperbolehkan mendekat ke kawah.
“Masyarakat dilarang menginap di kawasan kawah-kawah aktif di kompleks Tangkuban Parahu,” ujar Plh Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo.
Masyarakat juga dianjurkan tidak berada di dekat kawasan itu ketika ketika cuaca mendung dan hujan karena gas-gas vulkanik yang disemburkan gunung itu dapat membahayakan kehidupan manusia, imbuhnya dalam rilis tertulis yang diterima VOA.
Agus menambahkan, masyarakat juga diminta mewaspadai letusan freatik. Letusan ini bersifat tiba-tiba dan tidak didahului gejala vulkanik yang jelas.
Melalui Twitter, BNPB menunjukkan video erupsi dengan kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak. BNPB juga menunjukkan foto mobil yang sebagian tertutup abu vulkanik.
BNPB mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak benar.
Agus menyarankan, masyarakat memonitor peringatan maupun informasi dari pemerintah daerah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
PVMBG tengah mengevaluasi status Gunung Tangkuban Parahu yang berada pada level I (Normal).
Distribusi abu vulkanik terlihat mengarah ke timur laut dan selatan. Namun abu erupsi tidak terlihat dari kantor BPBD Bandung Barat yang berjarak 17-20 km dari gunung.
Gunung Tangkuban Parahu berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kawasan wisata ini berjarak kurang lebih 20 km dari Kota Bandung.
Gunung api aktif ini merupakan tempat wisata populer. Rata-rata 1,4 juta turis domestik dan 64 ribu turis mancanegara mengunjungi kawasan ini tiap tahun. Namun, pengunjung pada 2018 turun enam persen dibanding tahun sebelumnya.
Peringatan Bahaya Penerbangan Diterbitkan
Sementara itu, Badan Geologi juga memperingatkan pesawat yang melintas di sekitar wilayah gunung itu. Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) mengindikasikan lontaran abu masih berada di bawah 1.000 kaki, sehingga dapat membahayakan penerbangan.
AirNav Indonesia menyatakan sampai saat ini erupsi Gunung Tangkuban Parahu belum mengganggu aktivitas penerbangan. Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait, mengatakan tidak ada rute penerbangan maupun bandara yang terdampak abu vulkanik.
“Kedua bandara terdekat, yakni Bandara Husein Sastranegara (Bandung/red) dan Bandara Kertajati (Majalengka /red) berada di luar volcanic ash area,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Yohanes menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memantau dampak erupsi terhadap penerbangan. AirNav berkoordinasi dengan PVMBG, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, Australia, dan pemangku kepentingan lainnya. [rt/ab]