Foto: Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M.,di sela-sela pembukaan “Turnamen Ceki 2019” yang digelar di Banjar Pekandelan, Desa Sading, Badung, Minggu (31/3/2019).
Balinetizen, Badung
Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan, I Gusti Agung Rai Wirajaya, S.E.,M.M.,hadir membuka “Turnamen Ceki 2019” yang digelar di Banjar Pekandelan, Desa Sading, Badung, Minggu (31/3/2019).
Turnamen ceki di Desa Sading ini rencananya akan digelar selama dua hari dan diikuti sekitar 130 peserta dengan komposisi 65 meja dan masing-masing meja berisi 5 peserta.
Selain Rai Wirajaya, hadir juga dalam pembukaan turnamen ceki kali ini antaranya tokoh masyarakat Badung yang juga caleg DPRD Bali dapil Badung nomor urut 6 dari PDI Perjuangan Bagus Alit Sucipta atau kerap dikenal sebagai Gus Botah, Jro Bendesa Adat Sading, serta Pengurus Ranting PDI P Perjuangan setempat.
Rai Wirajaya mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan turnamen ceki ini sebagai bentuk aktivitas olahraga rekreasi yang juga sekaligus melestarikan olahraga tradisional Bali ini.
“Turnamen ceki digelar tujuannya tidak lain untuk melestarikan olah raga asah ketangkasan yang ada di Bali. Selain juga menjaga budaya seni berolah raga meceki,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini.
Caleg petahana DPR RI nomor urut 4 dari PDI Perjuangan ini berharap melalui turnamen ini stigma negatif ceki yang identik misalnya dengan judi bisa pupus dengan sendirinya. Pasalnya melalui olah raga rekreasi dan ketangkasan ini sebenarnya bisa mempererat tali persaudaraan.
“Saya kira olah raga ini menyimpan filosofi kekerabatan yang begitu kental. Dan ini sudah tumbuh sejak jaman nenek moyang kita, selain juga sebagai hiburan,”ujar wakil rakyat yang sudah tiga periode ngayah memperjuangkan kepentingan rakyat Bali khususnya juga wong cilik di DPR RI (periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019).
Harapkan Olahraga Rekreasi Tradisional Bali Naik Kelas
Rai Wirajaya menambahkan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesi (FORMI) sejak tahun 2012 mulai menggelar ceki sebagai salah satu olahraga rekreasi. FORMI sendiri adalah satu dari tiga pilar sistem keolahragaan nasional yang diatur sesuai UU Nomor 3 Tahun 2005.
“Kita dukung FORMI terus menggali olahraga rekreasi tradisional yang ada di Bali, melestarikan dan juga mempopulerkannya ke publik. Kita ingin juga olahraga tradisional Bali bisa naik kelas,” tandas Rai Wirajaya.
Seperti diketahui ceki menjadi salah satu olah raga rekreasi yang tengah dikembangakan di kalangan masyarakat Bali. Siapa yang tidak kenal dengan olah raga yang satu ini. Permainan kartu ceki di Bali sudah mulai menjadi tradisi sejak dulu, belakangan ini mulai populer kembali karena keunikannya.
Tidak hanya orang tua, anak muda pun menggemari permainan ini. Sejak dipergunakan sebagai hiburan pada saat megebagan (begadang di rumah duka saat ada warga banjar yang meninggal) agar tidak mengantuk, sepertinya permainan kartu ceki ini sudah menjadi tradisi wajib.
Banyak orang berpikir ceki identik dengan judi. Namun kesan itu berusaha ditepis dengan menjadikan permainan ini sebagai olahraga rekreasi dan dikemas dalam berbagai bentuk turnamen ceki yang tentu mengedepankan sportivitas, kejujuran, kebersamaan dan saling mempererat persaudaraan. (wid)