MALUKU UTARA (Metrobali.com)-
Program Tol Laut yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut memiliki tujuan untuk memperluas pasar komoditi unggulan suatu daerah ke daerah lain melalui muatan balik. Seperti yang terjadi di Pelabuhan Matui Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.
Daerah tersebut terkenal kaya akan hasil bumi terutama yang berasa dari buah kelapa. Semenjak adanya Tol Laut, hasil bumi yang dihasilkan masyarakat setempat kini mampu menjangkau pasar yang lebih luas hingga ke Pulau Jawa.
Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Jailolo, B Wisnu Sentyaki mengungkapkan beberapa hasil bumi yang menjadi unggulan dari wilayah tersebut adalah kopra atau kelapa kering. Dan saat ini untuk pertama kalinya olahan lain dari kelapa yakni minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) dikirim melalui Tol Laut.
“Pemuatan minyak kelapa murni (VCO) perdana sekitar 8 ton. Mungkin kalau lancar bisa jadi produk unggulan dari Jailolo Halmahera Barat,” kata dia, Rabu (28/4).
Pelabuhan Matui Jailolo resmi menjadi bagian dari trayek Tol Laut pada awal tahun 2020. Sejak saat itu pihaknya rutin melakukan sosialisasi dan koordinasi guna meningkatkan optimalisasi Tol Laut terutama untuk muatan baliknya.
Pelabuhan ini disinggahi KM Logistik Nusantara 3 dengan rute Surabaya-Makassar-Jailolo-Morotai dan kembali dengan rute Morotai langsung ke Surabaya. Dengan muatan balik terbanyak adalah kopra.
“Kopra selalu jadi muatan paling banyak, namun kami juga selalui sosialisasi agar komoditi lainnya bisa dikirim juga melalui Tol Laut,” ujarnya.
Wisnu mengungkapkan, muatan balik terakhir yang dikirim dari Pelabuhan Jailolo sebanyak 32 kontainer. Optimalisasi muatan balik Tol Laut ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sebab terjadi kenaikan pendapatan dari produk yang mereka kirim ke Pulau Jawa melalui Surabaya.
“KM Logistik Nusantara 3 telah sandar di Pelabuhan Matui Jailolo dan mulai kegiatan muatan bongkar sebanyak 51 kontainer dan muatan balik 32 kontainer,” ungkapnya.
“Selain VCO, ada kopra berbagai jenis ada yang putih dan yang biasa, ada cengkeh, buah kelapa, arang dan hasil perikanan seperti ikan dan cumi,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, cumi merupakan komoditi lokal ungggulan lainnya selain kopra. Bahkan cumi segar yang berasal dari Jailolo sudah masuk ke dalam program prioritas Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Barat untuk dikirimkan ke Surabaya melalui Tol Laut.
Selain itu, wilayah tersebut juga mendapat manfaat lain dari Tol Laut yaitu penurunan disparitas harga. Dimana sebelumnya barang-barang yang mereka butuhkan harus dibeli dari luar daerah sekarang sudah dapat dibeli di daerah mereka sendiri.
“Bahan bangunan, bahan baku dan lain-lain yang biasanya ambil dari Ternate dengan adanya Tol Laut belanja sudah tidak perlu ke Ternate lagi, cukup disini aja. Jadi lebih efisien dan lebih murah tentunya,” ujarnya.
Hal ini juga berlaku untuk sembako dan bahan pokok penting lainnya yang kini dapat dibeli masyarakat dengan harga lebih terjangkau seperti air mineral, minyak goreng, tepung, daging ayam beku, gula dan beras.
“Dan pasti selalu cepat habis dalam waktu singkat sembako dan juga bahan bangunan seperti triplek, seng, besi ini juga cepat habis sudah langsung dibawa ke toko masing-masing,” tutupnya.
Editor : Hana Sutiawati