Merunut “Kawitan” Melalui Pameran Lukisan Lintas Generasi di Bentara Budaya Bali

Sebuah pameran seni rupa kembali diselenggarakan di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar

Balinetizen, Gianyar

Sebuah pameran seni rupa kembali diselenggarakan di Bentara Budaya Bali (BBB), Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar. Merujuk tajuk “Kawitan”, pameran lukisan lintas generasi ini berupaya merunut Kawitan (asal muasal) atau melacak jejak (tematik, stilistik dan estetik) yang mewarnai proses cipta seniman lintas zaman ini.

Pameran yang akan dibuka pada Jumat (17/5), pukul 18.30 WITA ini mengedepankan pelukis-pelukis ragam tradisional atau klasik Bali berikut babakan young artist yang rekah dan bertumbuh di kawasan kultural Ubud, hakikatnya mencerminkan pula dinamika seni rupa sebelum dan sesudah era Pita Maha. Ini merupakan kerja sama Bentara Budaya Bali dengan Damping Gallery, sebuah galeri di Ubud, Bali, yang konsisten menjaga eksistensi ragam seni lukis klasik/tradisional Bali.

Terdapat 44 seniman yang karya-karyanya dihadirkan pada eksibisi yang berlangsung hingga 28 Mei 2019 ini. Dari yang paling sepuh I Wayan Tohjiwa (b. 1916) hingga yang terkini I Gde Ngurah Panji (b. 1986), dan I Gede Pino (b.1985).

Adapun seniman lainnya yakni : Ida Bagus Made Nadera (b. 1918),  Dewa Putu Mokoh (b. 1936), I Wayan Asta (b. 1945), I Wayan Djujul (b. 1942), I Wayan Serati (b. 1939), I Nyoman Sinom (b. 1940), I Nyoman Tulus (b. 1941), I Nyoman Ridi (b. 1945), I Ketut Gelgel (b. 1944), I Ketut Ginarsa (b.1951), I Ketut Kicen (b. 1929), I Wayan Bendi (b. 1950), I Made Tubuh (b. 1941), I Gusti Agung Galuh (b. 1968), Pande Ketut Dolik (b. 1955), I Made Rasna (b. (b. 1964), I Wayan Rapet (b. 1941), I Wayan Jumu (b. 1959), I Nyoman Rupa (b. 1959), Dewa Sugi (b.1970), Ida Bagus Sena (b. 1966), Gusti Putu Joni (b. 1950), I Wayan Sukarta (b. 1956), I Made Madra (b. 1960), I Nyoman Manggih (b. 1941),  I Nyoman Suarsa (b. 1945), I Wayan Gandera, I Ketut Kebut, I Ketut Roji (b. 1943), I Ketut Madri (b. 1943), I Made Suryana (b.1976), I Ketut Sadia (b. 1966), I Wayan Diana (b. 1977), I Made Sunarta (b. 1980), I Made Warjana (b. 1985), I Wayan Wijaya (b. 1984), I Wayan Suardika (b. 1984), I Nyoman Winaya (b.1983),  Gusti Ayu Natih Arimini (b.1976), I Gusti Agung Kepakisan (b. 1974), dan I Gusti Agung Wiranata (b. 1970).

Karya-karya para seniman ini, baik para pendahulu maupun generasi yang lebih kini, mencirikan adanya pergulatan menyeluruh menyikapi secara kreatif tematik, stilistik sekaligus estetik. Ini adalah sebuah upaya transformasi yang mempribadi, boleh jadi merefleksikan pula transformasi masyarakat Bali dari ragam budaya agraris komunal yang guyub hangat menuju masyarakat modern dengan kecenderungan individual.

Kepala Pengelola BBB, Warih Wisatsana mengungkapkan bahwa memang sedini awal masa kolonial, bahkan jauh sebelum itu, masyarakat Bali telah mengalami sentuhan globalisasi dengan beragam determinasinya. “Dengan kata lain, dunia seni rupa Bali hakikatnya  memiliki determinasi sejarahnya sendiri, yang terbukti telah “meng-ada” jauh sebelum dibaca sebagai bagian dari sejarah seni rupa Indonesia,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, melalui pilihan tematik atau ragam ikonik tertentu khas Bali terbaca upaya para kreator tersebut untuk mengolah ikon-ikon yang hidup dalam masyarakat Bali menjadi wujud rupa yang menggambarkan capaian estetik masing-masing yang otentik. Suatu kreasi modern yang mengandung kekuatan ekspresi terpilih, di mana ikonografi Bali direvisi atau dikreasi sedemikian rupa melampaui kebakuan bentuk lukisan Bali tradisional. (*)

Editor : Sutiawan

 


Hot this week

Mangku Pastika : Hindari Umat Hindu Pindah ke Agama Lain, Jangan bikin Ritual yang Ribet

  Balinetizen.com, Denpasar Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Drs. I Gusti...

Serial WeTV Original-TITISAN Tayang 19 November 2020, Tayang Eksklusif di WeTV dan iflix Serentak di 7 Negara

Balinetizen.com, Jakarta-   Platform berbasis aplikasi dan website milik raksasa teknologi...

GP. Ansor : Umat Hindu Tidak Pernah Mempersulit Kegiatan Muslim Bali

  Balinetizen.com, Buleleng - Kejadian penolakan warga Dusun Magir Lor Desa...

Perbekel dan Lurah Diminta Memasang Papan Pengumuman Warga Penerima Bantuan

Balinetizen.com, Jembrana-   Keran bantuan untuk masyarakat terdampak Covid-19, baik dari...

Amplop Berisi Peluru Untuk Paus Fransiskus Disita Polisi

    Balinetizen.com, Roma- Sebuah amplop berisi tiga butir peluru pistol yang...

Kasus LANDAK JAWA yang Lagi Viral, “No Viral, No Justice”

Balinetizen.com, Denpasar Di Bali, pemelihara LANDAK Sukena mengalami proses hukum...

Bupati Tabanan Terima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari BPK RI

  Balinetizen.com, Tabanan  Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya,...

Walikota Jaya Negara Pimpin Rakor Keamanan dan Kenyamanan Kota Denpasar 

    Tekankan Pentingnya Sinergitas Semua Unsur Untuk Ciptakan Rasa Aman...

Bupati Giri Prasta Terima Audiensi Organisasi Masyarakat Islam di Provinsi Bali

Bupati Nyoman Giri Prasta menerima audiensi dari beberapa Organisasi...

Pemkab Jembrana Gelar pameran UMKM di Pasar Umum Negara

  Balinetizen.com, Jembrana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menggelar pameran produk...

Pemkab Jembrana Gelar Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer

  Balinetizen.com, Jembrana Guna mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara...

Kolaborasi Desa Selemadeg dan Akademisi Udayana, Membangun Lingkungan Bersih dengan TOGA dan Daur Ulang Plastik

  Balinetizen.com, Tabanan Desa Selemadeg, yang dikenal dengan tanahnya yang subur,...
spot_img

Related Articles

Popular Categories