Ilustrasi : Napak tilas perjalanan rokhani Rsi Markandya dan rombongan
Hari ini, Selasa, 17 Juni 2025, nemu raina Anggarkasih Tambir, secara tradisi Pujawali ring Pura Pucak Payogan, Desa Lungsiakan Ubud.
Pura Pucak Payogan, dapat mengingatkan perjalanan rokhani Rsi Markandya dan rombongan mulai dari: Ubud – Lungsiakan – Kadewatan – Tanggayuda – Melinggih Kaja – Payangan – Kertha – Bayung Gede – Penelokan – Kladian – Giri Toh Langkir.
Perjalanan yang “padat” rokhani, kaya makna, memberikan “sesuluh” kehidupan sebagai batu penjuru kehidupan, yang dalam pribahasa: “tak lelang oleh panas, tak lapuk oleh hujan”, termasuk dalam bagaimana semestinya Bali dipimpin.
Perjalanan balik sebut saja lebih “rileks”, pasca “tercerahkan” di Giri Toh Langkir, menuju Taro (baca tempat yang sempurna “mulih ke jati mula”) “ring Madyaning Pulau Bali, mewariskan Sistem Subak yang melegenda itu.
Kepemimpinan yang berciri kuat: “berguru” dari Alam, berani belajar, mencoba dan salah bersama, pengabdian tanpa pamrih, sebagai bekal “mulih ke jati mula”.
Kepemimpinan dengan visi jelas, menorehkan “tinta” emas untuk Bali dan masa depannya, kepemimpinan sebagai momentum emas terbebas dari keterikan, membangun kebersamaan, dan kemudian mewariskan jejak kesejarahan yang panjang.
Kontras dengan problematik kepemimpinan dewasa ini, yang berciri umum, menyebut beberapa, tanpa visi dan program aksi otentik, surplus wacana, minim program aksi “metaksu”.
Pertama, bersikap reaktif terhadap persoalan, dengan keputusan “gabeng”, akibatnya persoalan menjadi menumpuk, bak “samudra” persoalan, dan kepemimpinan “terapung” dalam “gelombang” persoalan.
Kedua, nyaris kehilangan fokus dan skala prioritas, prinsip dasar kepemimpinan “Amreg Parama Artha” dinafikan. Menyusun skala prioritas inti, setia untuk melaksanakan dengan program kerja terjawal terukur, dalam bahasa ke kinian, dengan tolok ukur kinerja -key permonce indicators- setiap lembaga sangat jelas.
Kepemimpinan Tanpa Arah, kalau tidak diwaspadai bisa menuju masyarakat yang punya kecenderungan auto pilot – leaderless society. Tamsilnya, “jauh panggang dari api”, dengan warisan kepemimpinan Rsi Markandya.
Oleh : Jro Gde Sudibya, intelektual Bali bermukim di “Kaja Kangin” Bukit Sinunggal, Desa Pakraman Tajun, Den Bukit Bali Utara